Senin, 29 Juni 2009

Berkelompok dan Berorganisasi

Secara fitri manusia memiliki naluri untuk berkelompok dan berorganisasi, terdapat keinginan yang kuat atau katakanlah suatu kerinduan akan hal tersbut, hal ini oleh kalangan muslim lebih dikenal dengan sebutan berjama’ah. Baik itu dilakukan dalam bentuk formal atau informal karenanya Negara melindungi dan menjamin keinginan untuk berkelompok dan berorganisasi ini.
Dalam kajian kali ini penulis akan mencoba mencari beberapa catatan kecil tentang bagaimana korelasinya dalam membentuk suatu kesadaran dan pemikiran seseorang, baik itu yang diwujudkan dalam bentuk kepentingan kelompok maupun dalam perwujudan kepentingan individu.
Salah satu hal yang penting untuk menjadi catatan yakni terbentuknya suatu kelompok dan organisasi sangat bergantung pada bagaimana seorang individu menilai kelompok atau organisasi tersebut, dalam arti keberadaan atau ketakberdayaannya dalam suatu kelompok. Penilaian inilah yang akan membentuk suatu keputusan untuk berkelompok dan berorganisasi atau tidak.
Latar belakang yang lain juga sangat beragam, misalnya adanya kepentingan dalam arti luas, baik itu yang menyangkut pribadi, kepercayaan diri, keyakinan, status sosial, prestise, untuk memahami berbagai realitas hingga keinginan untuk turut berpartisipasi dalam dinamika kelompok baik itu yang berupa pemikiran, pergerakan, pemberdayaan atau hal lain.
Dari sini kita dapat menyaksikan bahwa sesungguhnya terdapat hal-hal yang tidak diperoleh jika tidak turut bergabung dalam suatu kelompok dan hal tersebut tentunya akan sangat berbeda ketika memasuki dunia kelompok dan organisasi, baik itu yang terkait langsung dengan pribadi bersangkutan, kelompok atau organisasi lain atau masyarakat secara keseluruhan. Disini selanjutnya akan berlaku ‘seleksi alam’ apakah seorang individu akan tetap untuk berkelompok atau keluar dari kelompok atau organisasinya.
Dapat beragam hal yang timbul dalam kelompok atau organisasi, baik itu berupa ide, pemikiran yang melandasi, terpenuhinya dinamika kelompok ternyata banyak dipengaruhi oleh beragam corak individu, baik pemikiran tadi atau tingkah laku. Dan keadaan ini dilatarbelakangi oleh beragam kepentingan individu yang ada dalam kelompok atau organisasi tersebut.
Dalam beragam bentuk dan idiologi kelompok dan organisasi terdapat pula hal yang harus disepakati antara individu dalam kelompok katakanlah secara sederhana sifat kelompok tersebut, apakah inklusif atau tidak, ketat atau longgar, rahasia atau publiken, tertutup atau terbuka, ekstrem atau moderat, dan beragam aturan lainnya yang tentunya telah disepakati dan menjadi semacam komitmen untuk dilaksanakan oleh seluruh anggota kelompok bersangkutan.
Satu hal penting yang terkait dengan kenyataan di atas yakni bagaimana selanjutnya masing-masing individu dalam kelompok mengapresiasikan dan mengaktualisasikan kesadaran yang ada dalam dirinya agar dapat mempengaruhi kesadaran dan apresiasi kelompok untuk dapat mewujudkan kepentingan kelompok. Aktualisasi kepentingan kelompok tersebut dapat berupa pemikiran kelompok yang akan diwujudkan dalam laku individu dengan lingkungan luarnya (environment) untuk mewujudkan kepentingan kelompok tadi. Untuk hal ini sekedar contoh kita dapat merujuk pada organisasi kepartaian, dimana seringkali sikap, laku perbuatan, statemen atau persepsi individu yang tergabung di dalamnya mencerminkan pemikiran atau hal yang menjadi kepentingan partainya.
Kepentingan kelompok ini, baik secara langsung atau tidak, disengaja atau tidak kerap membentuk persepsi tadi. Dalam hal ini kepentingan kelompok juga erat terkait dengan kepentingan individu yang ada di dalam kelompok tersebut, demikian sebaliknya individu yang ada di dalam suatu kelompok banyak dipengaruhi oleh kepentingan kelompoknya. Namun demikian apa yang menjadi kepentingan kelompok dan organisasi tidak mesti selalu bersesuaian dengan realitas individu dalam kelompok dalam arti dalam realitasnya kerap kali kepentingan kelompok tidak bersesuaian. Dengan kepentingan pribadi, atau malah sering terjadi justru bertolak belakang. Berlawanan.
Untuk hal ini sebut saja misalnya apa yang dilakukan oleh beberapa tokoh partai dalam mewujudkan kepentingan partainya, namun demikian banyak diantara anggota kelompok partai tersebut yang menentang atau katakanlah menolak keputusan partainya. Semisal yang dilakukan oleh Kwik Kian Gie dalam tubuh partai berlambang Banteng Moncong Putih, yang menghendaki adanya perubahan dalam kepemimpinan partai tersebut hal ini setidaknya diakibatkan oleh kekalahan partai dalam mengantarkan Mega-Hasyim menduduki kursi Presiden dan Wakil Presiden. Atau kepentingan para fungsionaris partai berlambang pohon beringin dalam menentang ketua umum partai Akbar Tanjung.
Yang jelas tiap individu dalam suatu kelompok akan mendapatkan hal-hal yang sebelumnya tidak ia pikirkan atau bayangkan, ketika masing-masing individu saling berbagi, saling mempengaruhi, bekerjasama untuk mewujudkan kepentingan kelompok atau organisasi dalam menghadapi realitas yang serba berbeda.
Dalam hal ini, penting untuk dapat kita baca dalam dunia kelompok dan organisasi yakni bagaimana kelompok dan organisasi melihat realitas dengan persepsi, pemikiran dan kesadaran dalam kelompok. Demikian pula terdapat banyak hal yang berbeda antara penilaian kelompok dan penilaian diluar kelompok. Hal ini akan sangat bergantung pada bagaimana suatu kelompok bertradisi dan berbudaya dalam kelompoknya dalam situasi, kondisi dan lokasi yang berbeda. Akhirnya selamat berkelompok bagi yang berkehendak.
Untuk menutup tulisan ini dalam dinamika kelompok alangkah baiknya kita menggarisbawahi pernyataan khulafaurrosyidun Ali Bin Abi Thalib r.a pada salah satu suratnya yang ditujukan pada salah seorang pembantunya dengan mengatakan “siapapun yang memiliki derajat setinggi apapun, tidaklah boleh memiliki anggapan, bahwa dia memiliki kedudukan sedemikian tinggi hingga sama sekali tidak memerlukan kerjasama dengan yang lain. Begitu juga terhadap orang yang dianggap memiliki kedudukan yang rendah. Hingga tidak layak untuk diajak bekerjasama atau membantu dirinya. Tidak seorangpun lebih tinggi dan lebih rendah dari kedudukan kerjasama sosial. Semua orang mempunyai keperluan dan keperluan ada pada setiap orang”.

0 Comments:

© Kontak : Herman_bismillah@Yahoo.co.id