Selasa, 03 Agustus 2010

Yaa Rasulullah

Yaa Rasulullah

Solawat dan salam bagi paduka

Dari kedua mataku yang menggenang air mata dan darah

Serasa kulihat manik-manik mutiara berkilauan dikedua mata paduka yang indah

Paduka pasti terluka

Memandang kelakuan kami paduka pasti berduka

Oh Rasulullah, Oh Kekasih

Ampun

Bukan kami hendak mempermalukan paduka

Tapi kami tak sekuat paduka

Dunia telah menguasai diri kami

Padahal paduka telah berulang kali mengingatkan

Kami terlalu memanjakan daging-daging

Dan mengabaikan sukma-sukma kami

Kami terlalu sibuk membela kepentingan sendiri

Berebut materi sambil meneriakkan namanya dan nama paduka

Maka kamipun tak bisa mendengar suara paduka yang merdu menghimbau penuh kasih sayang

Mengajak saling menyayang

Yaa Rasulullah

Solawat dan salam bagi paduka

Mereka yang tak mau mendengar paduka

Tak percaya kebahagiaan hakiki yang paduka tunjukkan

Telah mengejar kebahagiaan semu mereka sendiri

Dan mereka harus membuktikan kekeliruan mereka

Dalam kepahitan azab penderitaan

Oh alangkah malang, oh alangkah sayang

Tak ada kebahagiaan pada daging yang dimanjakan

Tak ada kebahagiaan pada kepentingan sesaat

Tak ada kebahagiaan pada kepentingan sendiri yang dimenangkan

Tak ada kebahagiaan pada kenikmatan singkat

Tak ada kebahagiaan pada api yang membakar

Tak ada kebahagiaan pada darah yang tertumpah

Tak ada kebahagiaan pada dendam yang diumbar

Tak ada kebahagiaan pada kobaran amarah

Tak ada kebahagiaan pada puing-puing berasap

Tak ada kebahagiaan pada tangis dan ratap

Tak ada kebahagiaan pada gagasan kebahagiaan, kecuali yang telah paduka tunjukkan

Oh Rasulullah, Oh Kekasih

Kami terlalu menyintai diri kami, hingga mencelakakannya

Ternyata paduka lebih mencintai diri kami

Ya Rasulullah

Solawat dan salam bagimu selalu

Oleh: K.H. Mustofa Bisri

0 Comments:

© Kontak : Herman_bismillah@Yahoo.co.id