Yaa Rasulullah
Solawat dan salam bagi paduka
Dari kedua mataku yang menggenang air mata dan darah
Serasa kulihat manik-manik mutiara berkilauan dikedua mata paduka yang indah
Paduka pasti terluka
Memandang kelakuan kami paduka pasti berduka
Oh Rasulullah, Oh Kekasih
Ampun
Bukan kami hendak mempermalukan paduka
Tapi kami tak sekuat paduka
Dunia telah menguasai diri kami
Padahal paduka telah berulang kali mengingatkan
Kami terlalu memanjakan daging-daging
Dan mengabaikan sukma-sukma kami
Kami terlalu sibuk membela kepentingan sendiri
Berebut materi sambil meneriakkan namanya dan nama paduka
Maka kamipun tak bisa mendengar suara paduka yang merdu menghimbau penuh kasih sayang
Mengajak saling menyayang
Yaa Rasulullah
Solawat dan salam bagi paduka
Mereka yang tak mau mendengar paduka
Tak percaya kebahagiaan hakiki yang paduka tunjukkan
Telah mengejar kebahagiaan semu mereka sendiri
Dan mereka harus membuktikan kekeliruan mereka
Dalam kepahitan azab penderitaan
Oh alangkah malang, oh alangkah sayang
Tak ada kebahagiaan pada daging yang dimanjakan
Tak ada kebahagiaan pada kepentingan sesaat
Tak ada kebahagiaan pada kepentingan sendiri yang dimenangkan
Tak ada kebahagiaan pada kenikmatan singkat
Tak ada kebahagiaan pada api yang membakar
Tak ada kebahagiaan pada darah yang tertumpah
Tak ada kebahagiaan pada dendam yang diumbar
Tak ada kebahagiaan pada kobaran amarah
Tak ada kebahagiaan pada puing-puing berasap
Tak ada kebahagiaan pada tangis dan ratap
Tak ada kebahagiaan pada gagasan kebahagiaan, kecuali yang telah paduka tunjukkan
Oh Rasulullah, Oh Kekasih
Kami terlalu menyintai diri kami, hingga mencelakakannya
Ternyata paduka lebih mencintai diri kami
Ya Rasulullah
Solawat dan salam bagimu selalu
Oleh: K.H. Mustofa Bisri
0 Comments:
Post a Comment