Pada suatu hari, Kyai Fulan bercekrama dengan 3 santrinya di teras pondok
Santri 1:
Apa yang membedakan ekonomi Islam dan ekonomi Konvensional
Kyai Fulan:
Sumber pengetahuan untuk mendapatkan ilmu keduanya…
Santri 3:
Sumber pengetahuan manusia untuk mendapatkan ilmu ekonomi Islam …dan ekonomi konvensional………..?
Kyai Fulan:
Ya sumber pengetahuan …..sumber pengetahuan ada tiga….pengetahuan yang diperoleh dari panca indera (five sense)….pengetahuan yang diperoleh oleh akal (sound reason)…dan wahyu (revelation)……..Pengetahuan yang diperoleh dari panca indera (five sense) terdiri dari telinga yang kita gunakan untuk mendengar sehingga kita bisa mengenal suara keras, lembut, merdu,dll …… mata untuk melihat sehingga kita mengetahui warna merah, hijau, kuning, dll….hidung untuk menghirup sehingga kita mendapatkan bau harum, busuk, dll… lidah untuk merasa sehingga kita mengenal manis, kecut, asam, dll…..dan kulit untuk meraba sehingga mengetahui halus, kasar…suatu obyek dikatakan sebagai pengetahuan karena obyek itu nyata/riil dalam lima indera kita….ya karena keberadaannya bisa dibuktikan melalui lima indera yang kita punya …..
Santri 1:
Ehmmm……………
Kyai Fulan:
….Namun panca indera akan menghasilkan pengetahuan yang terbatas…karena tidak bisa menangkap pengetahuan di luar jangkauan kuasa lima indera yang kita punya … Jadi pengetahuan dalam hal ini adalah pengetahuan yang didapat dari pengalaman pemanfaatan lima indera yang kita miliki……
Santri 2:
Ehmmmm….hampir semua manusia memiliki panca indera berarti mereka memiliki potensi mendapatkan pengetahuan yang sama…karena apa yang kamu bisa dengar…kamu bisa lihat…kamu bisa hirup…kamu bisa rasa….kamu bisa raba…aku juga bisa dengar, lihat, hirup, rasa dan raba kan…benarkan?
Santri 3 :
Ya, benar…aku bisa dengar, lihat, hirup, rasa, dan raba….karena kita hidup di tempat dan waktu yang sama…aku mendapatkan pengetahuan yang sama dengan kamu peroleh dari lima indera kita….
Kyai Fulan
Pengetahuan yang bersumberkan pada panca indera diakui sebagai obyek riil/empiris…karena obyek/riil/empiris ditangkap oleh kelima indera dengan keadaan apa adanya/seutuhnya…paham yang menjadikan panca indera sebagai sumber utama pengetahuan di sebut (aliran) empiris…dan paham yang menyatakan bahwa satu-satunya sumber pengetahuan berasal dari pengalaman lima indera manusia adalah empirisme…. atau positivisme…
Santri 3:
Oooo gitu…jadi isme itu paham kemutlakan….
Santri 1:
…kalau sumber pengetahuan yang lain apa, Kyai?
Kyai Fulan:
Sumber pengetahuan yang berasal dari akal (sound reason)……pengetahuan ini dibagi menjadi tiga, pengetahuan umum (necessary), contohnya umur anak lebih muda dari umur bapaknya …… pengetahuan kemungkinan (possibility),contohnya anak lebih tinggi dari bapaknya….. dan pengetahuan yang tidak mungkin (impossibility), contoh umur anak lebih tua dari bapaknya …….
Santri 2 :
Ehmmm…………….
Kyai Fulan:
Pengetahuan diperoleh dari proses bekerjanya akal/rasio… sesuatu disebut obyek/riil/empiris itu ada/eksis karena kesimpulan akal/rasio…. maka tindakan rasional adalah usaha manusia dalam menemukan/mendapatkan apa yang disebut “kebenaran”….dan untuk mendapatkan kebenaran manusia harus bertanya…dan untuk bertanya manusia harus berpikir….
Santri 3:
…Ehmmm…jadi manusia tidak akan mendapatkan kebenaran kalau tidak berpikir…
Kyai Fulan:
….ya itulah tindakan rasional….bila manusia sampai menempatkan akal sebagai satu-satunya alat utama dalam menemukan pengetahuan maka mereka disebut rasionalisme ….akal hanya merangkum pengalaman-pengalaman manusia melalui indentifikasi, klasifikasi dan verifikasi kenyataan yang ditemukan manusia….namun segala sesuatu yang di luar pengalaman manusia tidak dapat di identifikasi, di klasifikasi dan di verifikasi oleh akal….oleh karenanya akal tidak bisa mengelola informasi itu menjadi pengetahuan, karena obyek terebut tidak terekam dalam pengalaman manusia….
Santri 2:
Ya seperti menyanyi…menulis...mengambar…berbicara…itu hasil pengelolaan informasi oleh akal yang terekam dalam pengalaman manusia
Santri 3:
Maksudnya opo iki…aku koq binggung….
Santri 1:
Contohnya gini loh…..kalau kamu aku minta ngambar….gambar apa saja deh…selanjutnya kamu rangkai-rangkai….pasti apa yang gambar itu adalah bangunan/bentuk/sudut/dll.. …yang sebelumnya kamu pernah lihat…..kamu pernah alami…benar nga?
Kyai Fulan:
Pengalaman itulah yang membangun ruang imajinasi kita….dan akal yang menjadi imajinasi kita menjadi berkembang…..
Santri 3:
Maksudnya akal yang membatasi atau membebaskan imajinasi kita….ehmmm…. .
Santri 1:
Kyai … apa yang di maksud pengetahuan yang tidak berdasarkan pengalaman itu?
Kyai Fulan:
Seperti ada kehidupan setelah manusia mati….karena tidak ada manusia memiliki pengalaman itu…..maka kehidupan akhirat, kehidupan sorga, kehidupan neraka di anggap bukanlah kenyataan ……rasionalisme sebagai pencapaian pengetahuan manusia yang berasal dari akal/rasio semata ..dimana pengetahuan dikelola oleh akal berdasarkan kemampuan akal itu sendiri dalam menangkap kenyataan ….sehingga pertanyaan-pertanyaan yang tidak ditemukan dalam pengalaman dianggap pertanyaan tidak masuk akal atau irasional …
Santri 3:
Menarik…..
Kyai Fulan:
…maka bila suatu kenyataan timbul dalam kehiduapan ini tetapi itu tidak terjadi sebelumnya dalam pengalaman manusia menjadikan manusia terjebak untuk cenderung menolak sesuatu yang sebenarnya nyata …. sikap ini menjadikan manusia skeptis
Santri 2:
…………………………….
Santri 3:
Bila panca indera dan akal tidak bisa sepenuhnya menemukan kebenaran…..sumber pengetahuan apa yang bisa digunakan untuk mendapatkan mendapatkan pengetahuan itu, Kyai?
Kyai Fulan:
….pengetahuan yang berasal dari wahyu (revelation)…kebenaran wahyu dapat dirujuk dari sejarah nabi dan rasul (the report of messenger)….kehidupan para ulama (successive report)
Santri 1:
Wahyu?....apakah wahyu bisa dijadikan sumber kebenaran, Kyai?….kalau wahyu itu sendiri diragukan kebenarannya
Kyai Fulan:
…..wahyu sebagai kebenaran…. bisa dipahami melalui akal bila akal tidak dihalangi untuk mencari kebenaran……
Santri 1:
Benar….Albert Einstein pun akhirnya mengakui kebenaran yang maha Kuasa ….nih kata-kata Albert Einsten pada tahun 1939 di depan Pricenton Theological Seminary tahun 1939…..Ilmu pengetahuan hanya dapat diciptakan oleh mereka yang dipenuhi dengan gairah untuk mencapai kebenaran dan pemahaman. Tetapi , sumber perasaan itu berasal dari tataran agama. Termasuk didalamnya adalah keimanan pada kemungkinan bahwa semua peraturan yang berlaku pada dunia wujud itu bersifat rasional. Artinya dapat dipahami oleh akal . Saya tidak dapat membayangkan ada ilmuwan sejati yang tidak dapat membayangkan ada ilmuwan sejati yang tidak mempunyai keimanan yang mendalam seperti itu. Keterangan ini dapat diungkapkan sengan gambaran: ilmu pengetahuan tanpa agama lumpuh, agama tanpa ilmu pengetahuan buta…
Santri 2:
Tetapi Einstein nga Islam…..
Santri 1:
Karena tidak ada yang mengajari Islam pada Eistein…
Kyai Fulan:
….tetapi dari kasus Einstein cukup memberi petunjuk bahwa akal sebenarnya mampu mengantar manusia untuk menerima wahyu …dan dengan wahyu, manusia ditunjukkan bagaimana mengunakan akal yang benar….
Santri 3:
….tapi bukan sekedar membenarkan keyakinan berasal dari wahyu…tetapi bagaimana kita menyakini wahyu sebagai suatu kebenaran
Kyai Fulan:
Kebenaran wahyu….kebenaran yang melampaui panca indera dan akal manusia…..
Santri 1:
Jelaskan…dengan pelan Kyai
Kyai Fulan:
Kebenaran yang didapat manusia dibatasi oleh kemampuan panca indera dan akal nya….dia tidak bisa mendapatkan kebenaran di luar batas kemampuan kecuali ada petunjuk …..manusia dibatasi oleh panca indera dan akal yang dimilikinya….ya karena manusia itu dibatasi oleh ruang dan waktu….sedangkan wahyu adalah ciptaan Allah…Allah adalah zat yang tidak dibatasi ruang dan waktu….demikian juga tidak dibatasi oleh pengetahuan, pengetahuan yang dihasilkan dari panca indera dan akal yang dipengaruhi oleh ruang dan waktu ….
Santri 1:
panca indera dan akal dipengaruhi ruang dan waktu……………
Santri 3:
Benar….pemikiran Adam Smith tentang kapitalis…dan pemikiran Kark Mark tentang sosialis dipengaruhi oleh latar belakang tempat dan waktu mereka hidup koq….aku nga yakin kalau misalnya Adam Smith dan Kark Mark dihidupkan Allah lagi pada saat ini di Indoensia….pemikiran mereka sama dengan pemikiran Adam Smith dan Kark Mark pada akhir jaman abad 18-an …
Kyai Fulan:
Selama ini… manusia menemukan pengetahuan masih dalam kerangka dikuasai oleh ruang dan waktu …manusia tidak akan mendapatkan kebenaran lebih dari kemampuan panca indera dan akal itu….
Santri 3:
……………………….
Kyai Fulan:
….kebenaran di atas kebenaran ada di tangan Allah….karena Allah itu adalah zat yang terbebas oleh ruang dan waktu…..karena Allah-lah yang menciptakan ruang waktu itu dan mustahil jika Allah. dikuasai ruang dan waktu dimana ruang dan waktu adalah ciptaan Allah sendiri…..….Allah melihat kehidupan saat sekarang dan bagaimana kehidupanmu di masa depan dalam waktu bersamaan…...Allah di arsy-Nya tetapi juga dalam saat sama ada di
Santri 1:
………Allah ada di mana-mana karena zat Allah itu bebas dari ruang dan waktu
Santri 3:
…..Allah…..masyallah
Kyai Fulan:
….…. seperti Rasulullah SAW yang melakukan Isra Miqraj….terbang ke langit shaf 7 dalam waktu semalam…dan bisa melihat sahabat-sahabatnya di sorga dan musuhnya yang ada di neraka….karena Rasulullah telah di bebaskan oleh ruang dan waktu oleh Allah…..Rasulullah melakukan dalam waktu semalam karena Rasulullah dibebaskan atas kekuasan waktu pada dirinya oleh Allah…kalau tidak dibebasakan dari waktu tidak mungkin dilakukan dalam semalam…..mungkin ratusan tahun
Santri 2:
……………..
Kya Fulan:
Dengan demikian dari kedua sumber pengetahun tersebut yang mendapatkan peluang untuk mendapatkan kebenaran adalah ekonomi Islam yang bersumber pada wahyu, akal dan panca indera….. Bila dari sumber pengetahuan saja sudah menunjukkan bahwa ekonomi Islam lebih didasarkan atas sumber kebenaran yang lebih tinggi dari sumber kebenaran ekonomi ortodok (Adam Smith, Keynes, dll)—maupun heterodok (Post Keynesia, Markian, Feminis, Institualis, dll) —………maka ekonomi Islam lebih berpeluang untuk merumuskankan teori ekonomi yang lebih benar untuk kemaslahatan umat manusia.
Santri 1:
………………
Kyai Fulan:
Wahyu menjadikan axioma yang digunakan untuk membangun asumsi-asumsi ekonomi dalam membangun teori ekonomi Islam…… Dalam hal ini memungkinkan bagi ekonomi konvensional memiliki pemikiran ekonomi yang sama dengan ekonomi Islam…. sebagai hasil pengunakan panca indera dan akal yang sama antara orang Islam dan orang non Islam……Dengan demikian kesamanan teori ekonomi Islam dan ekonomi ortodok dimungkinkan selama sumber pengetahuan yang diperolehnya sama.
Santri 3:
Berarti tidak menutup kemungkinan akan ada kesamaan antara ekonomi konvensional dan ekonomi Islam, Kyai
Kyai Fulan:
Kesamaan sumber pengetahuan yang berasal panca indera dan akal sudah menjadi bagian dari kehendak (takdir) Allah dalam menciptakan manusia di dunia....namun dalam ekonomi Islam tidak hanya panca indera dan akal tetapi juga wahyu….oleh karenanya pengetahuan ekonomi Islam tidak bisa didapatkan dengan cara yang diperoleh oleh ekonomi konvensional.....tetapi kebenaran ekonomi konvensional bisa didapatkan dengan cara yang digunakan ekonomi Islam....karena kebenaran ekonomi Islam melampaui ekonomi konvensional
Santri 1, 2, 3:
..................................
Wallahu alam
Muh Naquib al-Attas. ( 2001), Prologomena to the Metaphysics of Islam: An Exposition of the Fundamental Elements of the Worldview of Islam,
Abdulah Hamid Abu Sulayman (1973). “The Theory of Islam: The Economics and Brotherhood” Contemporary Aspects of Economic and Social Thinking in Islam. Gary, Indiana: Muslim Student Association of the USA and Canada.
Ugi Suharto (2008) “Islamic Epistemology”, Slide of Islamic and Finance in Islamic Perspective,
(di Petik dari Perpustakaan MSI UII Yogyakarta, pada 30 Mei 2010. pukul 10.22)